Tas Cantik Cocok untuk Guru dan Wanita Karir
Untuk melakukan order silahkan klik link berikut facebook/diniyah.harahap
Kamis, 02 Maret 2017
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
MATERI EKONOMI KELAS XI IPS
SMA NEGERI 1 GIDO
2017
|
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke
hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan anugerah-Nya sehingga Bahan
Ajar Sistem Informasi Akuntansi disusun untuk siswa/i kelas XII SMA ini dapat
diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Modul ini disusun
dengan tujuan utama agar siswa/i dapat mencapai
kompetensi dasar yang telah ditentukan yaitu mampu menganalisis kerjasama
ekonomi internasional. Di dalam modul ini dipaparkan secara singkat dan jelas
materi pembelajaran serta dilengkapi pula dengan evaluasi yang akan mendukung
ketercapaian kompetensi dasar sesuai dengan yang diharapkan.
Penyusun meyakini
bahwa dalam pembuatan Modul masalah ekonomi dan cara mengatasidnya di dalam dan
di luar organisasi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan modul ini di
masa yang akan datang. Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Nias, 9 Januari 2017
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................. i
Daftar Isi.......................................................................................................................... ii
A.
Kompetensi inti.................................................................................................... 1
B.
Kompetensi
Dasar............................................................................................... 1
C.
Tujuan
Pembelajaran......................................................................................... 2
D.
Petunjuk
Penggunaan Modul............................................................................. 2
E.
Peta
Konsep......................................................................................................... 3
F.
Materi
:
1. Pengertian Akuntansi…………………………………………… 4
2. Pemakai informasi
akuntansi…………………………………… 6
3. Kualitas informasi
akuntansi…………………………………… 8
4. Karateristik pemakai
informasi akuntansi…………………….
10
5. Pengertian prinsip dasar
sistem akuntansi………………….… 12
6. Bidang - bidang akuntansi…………………………………….. 13
7. Profesi akuntan dan etika
profesi akuntan……………………. 16
G.
Rangkuman....................................................................................... …
23
H.
Tugas
/ Latihan................................................................................. … 24
Kunci Jawaban……………………………………………………… 24
Daftar Pustaka
A.
Kompetensi
Inti
1. Menghayati
dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan
perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsive, dan proaktif) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan factual, konseptual, procedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah,
menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B.
Kompetensi Dasar
No
|
Kompetensi Dasar
|
1
|
1.1 Mensyukuri hakikat
akuntansi sebagai sistem informasi
keuangan
|
2
|
2.1
Bersikap jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, responsif dan proaktif dalam
melakukan tahapan akuntansi perusahaan jasa dan perusahaan dagang.
|
3
|
3.1 Mendeskripsikan akuntansi sebagai sistem
informasi
|
Indikator
:
3.1.1
Menjelaskan pengertian
Akuntansi
3.1.2
Pemakai informasi
akuntansi
3.1.3
Mengidentifikasi
kualitas informasi akuntansi
3.1.4
Menjelaskan
karateristik pemakai informasi akuntansi
3.1.5
Menjelaskan pengertian
prinsip dasar sistem akuntansi
3.1.6
Mengidentifikasi bidang
- bidang akuntansi
3.1.7
Menganalisis profesi
akuntan dan etika profesi akuntan
|
|
4
|
4.1 Menyajikan akuntansi sebagai sistem
informasi
|
Indikator
:
4.1.1
Mempresentasikan hasil
diskusi tentang konsep dasar akuntansi.
4.1.2
Mempresentasikan hasil
tentang pemakai, kegunaan dan syarat- syarat akuntansi sebagai informasi
akuntansi
|
C.
Tujuan
Pembelajaran
1. Dengan
mengkaji referensi dan tanya jawab peserta didik dapat mendeskripsikan
pengertian akuntansi dengan santun.
2. Melalui
diskusi kelompok peserta didik dapat mengidentifikasi karakteristik pemakai informasi akuntasi dengan
penuh tanggung jawab
3. Melalui
diskusi kelompok peserta didik dapat menganalisis kualitas informasi akuntansi
dengan kritis.
4. Melalui
diskusi kelompok peserta didik dapat menyajikan dalam bentuk presentasi tentang tentang
konsep dasar sistem informasi akuntansi, pemakai informasi akuntansi, kegunaan
dan syarat-syarat akuntasi sebagai informasi.
5. Dengan
mengkaji referensi dan tanya jawab peserta didik dapat mendeskripsikan
penjelasan mengenai prinsip dasar akuntansi dengan santun.
6. Melalui
diskusi kelompok peserta didik dapat mengidentifikasi bidang-bidang akuntansi
dengan penuh tanggung jawab.
7. Melalui
diskusi kelompok peserta didik dapat menganalisis tentang profesi dan etika
Akuntan dengan jujur.
8. Melalui
diskusi kelompok peserta didik dapat menyajikan dalam bentuk presentasi tentang
penjelasan prinsip dasar akuntansi, identifikasi bidang akuntansi dan analisis
profesi dan etika akuntan dengan baik dan kreatif.
D.
PETUNJUK
PENGGUNAAN
1.
Setiap peserta didik
wajib mempelajari modul ini sesuai dengan kegiatan belajar yang bersangkutan
atau sesuai dengan petunjuk guru.
2.
Apabila dalam mempelajari modul ini peserta didik mengalami
kesulitan, hendaknya menanyakan kepada para guru ataupun mencari lewat
buku-buku penunjang lainnya.
3.
Setelah selesai kegiatan
belajar yang bersangkutan, setiap peserta didik menjawab soal-soal latihan dan
menyelesaikan tugas sesuai petunjuk.
4.
Bila tes hasil belajar
belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) maka siswa yang bersangkutan
harus mengikuti program remedial sampai mencapai KKM. Siswa yang tuntas boleh
dilakukan pengayaan dengan melanjutkan pelajaran berikutnya
F.
Bahan
Ajar
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
1. PENGERTIAN
AKUNTANSI
Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis karena
akuntansi dapat memberikan informasi penting mengenai aktivitas keuangan suatu
organisasi. Informasi
akuntansi tersebut berguna untuk menilai keberhasilan suatu organisasi atau sebagai bahan pertimbangan untuk
mengambil keputusan.
American
Institute of Certified Public Accountants (AICPA), mengemukakanbahwa akuntansi adalah seni pencatatan, pengelompokan,
dan
pengikhtisaran menurut cara yang berarti dan dinyatakan
dalam nilai uang.
ABP
Statement No. 4 dalam Smith Skousen (1995 : 3),
akuntansi adalah suatu aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi
kuantitatif, terutama yang bersifat dalam pengambilan keputusan ekonomis dalam
menetapkan pilihan-pilihan yang logis diantara berbagai tindakan alternatif.
Kesimpulan
:
Pengertian
akuntansi berarti memerlukan analisis dari transaksi dan dalam pengumpulan dan
pengolahan data untuk memberi penjelasan dan argumentasi.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa
:
Akuntansi adalah seni
pencatatan, pengukuran, penjabaran atau pemberi kepastian
mengenai informasi yang akan membantu manajer investor, otritas pajak dan
pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan dalam
perusahaan, organisasi dan lembaga permerintah.
|
Menurut
Kamus Bahasa Indonesia (2010), Akuntansi adalah :
Seni
pencatatan pengikhtisaran transaksi keuangan dan penafsiran akibat suatu
transaksi terhadap suatu kesatuan ekonomi.
Berdasarkan pengertian di atas, maka ada 3 (tiga) hal:
a. Masukan (input) akuntansi adalah
informasi ekonomi dari kegiatan (transaksi) organisasi ataupun perusahaan.
b. Masukan tersebut diolah melalui
proses identifikasi, pengukuran, dan pelaporan untuk menghasilkan keluaran
(output) yang berupa informasi atau laporan keuangan.
c. Keluaran tersebut digunakan
sebagai penunjang pengambilan keputusan bisnis oleh pemakai informasi
tersebut.
|
Jadi, akuntansi sebagai sistem informasi sangat
diperlukan, baik oleh perorangan maupun lembaga karena informasi akuntansi
dapat membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi suatu perusahaan.
PERKEMBANGAN
AKUNTANSI
Luca Pacioli, di Italia tahun 1494 memperkenalkan sistem pembukuan berpasangan (kontinental) yang membahas sistem pencatatan transaksi keuangan ke dalam dua bagian, yaitu debit dan kredit dalam buku berjudul Summa de Aritmatica, Geometrica, Proportioni et Computies et Scriptoris. Sejalan perkembangan zaman, sistem kontinental mulai ditinggalkan dan dimulai penerapan sistem akuntansi Anglo Saxon yang terletak pada pembagian kegiatan atau pencatatan keuangan.
Luca Pacioli, di Italia tahun 1494 memperkenalkan sistem pembukuan berpasangan (kontinental) yang membahas sistem pencatatan transaksi keuangan ke dalam dua bagian, yaitu debit dan kredit dalam buku berjudul Summa de Aritmatica, Geometrica, Proportioni et Computies et Scriptoris. Sejalan perkembangan zaman, sistem kontinental mulai ditinggalkan dan dimulai penerapan sistem akuntansi Anglo Saxon yang terletak pada pembagian kegiatan atau pencatatan keuangan.
2. PEMAKAI INFORMASI
AKUNTANSI
Bila ditinjau dari sudut pemakai,
informasi akan sangat berguna sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Dalam
hal ini terdapat dua golongan utama para pemakai informasi akuntansi, yaitu
pihak ekstern organisasi perusahaan dan pihak intern organisasi perusahaan.
Manajemen sebagai pihak intern perusahaan lebih memusatkan perhatian pada relevansi informasi untuk pengendalian manajerial dan keputusan manajemen. Sedangkan pihak ekstern pada umumnya lebih menitik beratkan pada pengukuran pendapatan untuk suatu periode khusus baik bulanan maupun tahunan untuk membuat keputusan ekonomi terhadap perusahaan tersebut. Informasi tersebut dapat diperoleh dalam laporan keuangan yang menggambarkan kondisi perusahaan pada akhir periode.
Manajemen sebagai pihak intern perusahaan lebih memusatkan perhatian pada relevansi informasi untuk pengendalian manajerial dan keputusan manajemen. Sedangkan pihak ekstern pada umumnya lebih menitik beratkan pada pengukuran pendapatan untuk suatu periode khusus baik bulanan maupun tahunan untuk membuat keputusan ekonomi terhadap perusahaan tersebut. Informasi tersebut dapat diperoleh dalam laporan keuangan yang menggambarkan kondisi perusahaan pada akhir periode.
Secara
umum pemakai dan manfaat informasi akuntansi dalam 3 kategori, yaitu :
- Pemakai Internal
Pemakai internal adalah pihak yang
menyelenggarakan usaha, seperti rumah tangga konsumsi (RTK) dan rumah tangga
produksi (RTP). Dalam hal ini adalah pimpinan perusahaan (manajer) yang
bertanggung jawab dalam pengambilan suatu keputusan. Pembagian pemakai Internal
yaitu :
a.
Pemimpin Perusahaan
Pemimpin perusahaan
memerlukan informasi akuntansi sebagai dasar untuk membuat perencanaan,
menentukan kebijakan untuk masa yang akan datang, mengadakan pengawasan
terhadap kegiatan kegiatan perusahaan yang dikelolanya dan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan yang dicapainya.
b.
Direktur dan Manajer Keuangan.
Untuk menentukan mampu
tidaknya perusahaan dalam melunasi utangnya secara tepat waktu kepada kreditur
(bankir, supplier), maka mereka membutuhkan informasi akuntansi mengenai
besarnya uang kas yang tersedia di perusahaan pada saat menjelang jatuh
temponya pinjaman/utang.
c.
Direktur Operasional dan Manajer
Pemasaran
Untuk menentukan efektif
tidaknya distribusi produk maupun aktivitas pemasaran yang telah dilakukan
perusahaan, maka mereka membutuhkan informasi akuntansi mengenai besarnya
penjualan (trend penjualan).
d.
Manajer dan Supervisor Produksi.
Mereka membutuhkan
informasi akuntansi biaya untuk menentukan besarnya harga pokok produksi, yang
pada akhirnya juga sebagai dasar untuk menetapkan harga jual produk per unit.
- Pemakai Eksternal adalah pihak-pihak yang
berkepentingan dengan suatu usaha atau perusahaan, tetapi merupakan pihak
di luar perusahaan. Sebagai contoh, bank yang memberikan kredit. Bank yang menggunakan informasi untuk membuat
keputusan-keputusan non rutin (seperti investasi pada peralatan, penetapan
harga produk dan jasa) dan memformulasikan seluruh
kebijaksanaan/keseluruhan dan rencana-rencana jangka panjang.
IAI
(1994:3) mengelompokkan pemakai dari manfaat informasi akuntansi ke dalam
beberapa kelompok sebagai berikut:
a.
Investor
Mereka membutuhkan
informasi untuk membantu menentukan apakah membeli, manahan atau menjual
investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
Informasi akuntansi diperlukan baik oleh calon investor atau investor. Calon
investor perlu melakukan analisis risiko dan hasil pengembalian yang diharapkan
dapat diterima dari rencana penanaman modal yang akan dilakukan. Setelah
menjadi investor mereka memonitoring kinerja perusahaan. Investor melakukan
kegiatan baik perencanaan dan monitoring investasinya melalui analisis laporan
keuangan perusahaan.
b.
Karyawan
Karyawan berkepentingan
untuk mengetahui profitabilitas dan stabilitas perusahaan dimana mereka bekerja
karena kelangsungan hidupnya sangat tergantung kondisi perusahaan tersebut
termasuk pula jaminan hidup setelah mereka pensiun. Akuntansi dapat memberikan
informasi yang diperlukan oleh karyawan tersebut.
c.
Kreditor
Mereka tertarik dengan
informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang
akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor membutuhkan informasi untuk
menilai kemampuan debitur atau calon debitur untuk memenuhi kewajiban
pembayaran pokok pinjaman dan bunganya. Kemampuan untuk mengembalikan pinjaman
ini sangat tergantung pada besarnya keuntungan (laba) dan arus kas yang
dihasilkan dari kegiatan operasi perusahaan debitur. Melalui analisis laporan
keuangan perusahaan debitur, kreditor dapat mengetahui kondisi di atas.
d.
Pelanggan
Pelanggan mempunyai
kepentingan dengan kelangsungan hidup perusahaan terutama mereka yang sangat
membutuhkan produk produk perusahaan dalam jangka panjang dan sulit untuk
digantikan oleh produk perusahaan lainnya.
e.
Pemerintah
Mereka membutuhkan
informasi untuk mengatur aktifitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan
sebagai dasar penyusunan statistik. Salah satu sumber pendapatan pemerintah
adalah dari sektor pajak. Perusahaan merupakan salah satu wajib pajak.
Pemerintah berkepentingan untuk memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk
menetapkan jenis pajak dan besarnya kewajiban pajak yang harus ditanggung dan
dibayar oleh perusahaan tersebut.
f.
Masyarakat
Laporan keuangan dapat
menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir
kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. Informasi ini berguna untuk
menilai kontribusi perusahaan terhadap ekonomi nasional misalnya jumlah orang
yang dipekerjakan, jumlah modal yang ditanamkan dalam perusahaan.
3. KUALITAS INFORMASI AKUNTANSI
Informasi akuntasi yang berkualitas harus memenuhi syarat-syarat berikut
ini :
a.
Perbandingan
antara Manfaat dan Biaya
Pertimbangan
utamanya adalah bahwa manfaat laporan akuntansi paling tidak harus sama dengan
biaya untuk membuat laporan tersebut. Biaya sebuah laporan akuntansi tidak
boleh lebih besar daripada manfaat yang bisa diterima oleh pemakai informasi
tersebut.
b.
Dapat
Dimengerti
Informasi
dapat dimengerti oleh pemakai karena dinyatakan dalam bentuk dan dengan istilah
yang disesuaikan dengan batas pengertian atau pengetahuanpemakai.
c.
Relevan
/ sesuai dengan kebutuhan pemakai
Agar
informasinya relevan, maka dipilih metode-metode pengukuran dan pelaporan
akuntansi keuangan yang akan membantu para pemakai dalam pengambilan keputusan
yang memerlukan penggunaan data akuntansi.
d.
Dapat
Dipercaya dan disajikan sewajarnya
Suatu
informasi akuntansi yang dapat dipercaya tergantung pada 3 hal, yaitu :
2)
Dapat diuji
Informasi harus dapat
diuji kebenarannya oleh para penguji independent dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.
3)
Netral
Informasi harus diarahkan
pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan
pihak-pihak tertentu.
4)
Menyajikan yang
seharusnya
Informasi akuntansi
dikatakan dapat dipercaya bila informasi itu memang berasal dari kondisi
ekonomi atau kejadian yang seharusnya terjadi.
e.
Nilai
Prediksi
Informasi tentang keadaan keuangan masa sekarang atau
kinerja masa lalu bisa memiliki nilai prediksi. Artinya, dapat digunakan
sebagai dasar memprediksi masa depan.
f.
Feedback
(Umpan Balik)
Umpan balik
dapat berupa prediksi, pembenaran, atau penolakan terhadap perencanaan yang
telah dibuat sebelumnya.
g.
Tepat
Waktu
Informasi harus disampaikan secepat mungkin agar dapat
digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusa-keputusan
perusahaan dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan.
h.
Dapat
Dibandingkan atau Konsisten
Dapat dibandingkan dimaksudkan agar pembaca laporan
keuangan dapat lebih mudah mengetahui persamaan dan perbedaan diantara
perusahaan-perusahaan yang bersangkutan. Dengan prosedur dan prinsip yang sama,
perbedaan antara dua perusahaan sejenis akan disebabkan oleh keadaan ekonomis
perusahaan yang bersangkutan, bukan oleh perbedaan dalam aplikasi prinsip dan
prosedur akuntansi.
i.
Materiality
(Cukup Berarti)
Tuntutan prinsip-prinsip akuntansi bisa diabaikan jika
suatu laporan keuangan dianggap penting bagi pemakai laporan keuangan tersebut.
Jadi, tuntutan prinsip akuntansi bisa diabaikan selama tidak menyebabkan
kekeliruan atau kesalahan laporan yang memengaruhi keputusan/penilaian pembaca
laporan.
Laporan keuangan yang baik adalah laporan yang memiliki
suatu kualitas, adapun kualitas-kualitas yang baik sebagai berikut :
- Ketelitian (accuracy).
Informasi harus bebas dari kesalahan dan bias karena kesalahan dan bias
dapat mengurangi nilai informasi.
- Bentuk (form). Informasi
harus disajikan dalam format yang paling sesuai dengan permintaan
pemakainya.
- Tempat (place).
Informasi mempunyai nilai yang tinggi kalau informasi tersimpan dalam
bentuk yang mudah diperoleh kembali pada saat dibutuhkan.
- Ketepatwaktuan (timeliness).
Informasi akan mempunyai nilai yang tinggi kalau informasi tersebut tidak
basi.
- Relevansi (relevancy).
Informasi akan mempunyai nilai yang tinggi kalau informasi tersebut
berkaitan dengan tujuan diperolehnya informasi tersebut.
- Tujuan Informasi Akuntansi1. Memberikan informasi mengenai harta, hutang, modal dan perubahannya pada satu periode waktu.2. Memberikan informasi mengenai laba perusahaan.3. Memberikan informasi kepada pemakai untuk memprediksi kondisi perusahaan pada masa depan.
4.
KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
I.
Menurut Hall
(2007:27) karakteristik kualitas informasi akuntansi terdiri dari :
a. Relevan
Informasi
yang relevan merupakan informasi yang perlu diketahui untuk memberikan
pemahaman yang baru. Laporan yang hanya bersifat sementara, dan selanjutnya
tidak relevan harus dihentikan pembuatannya.
b. Tepat Waktu
Umur
informasi merupakan faktor yang kritikal dalam menentukan kegunaannya.
Informasi harus tidak lebih tua dari periode waktu tindakan yang didukungnya.
c.
Akurat
Informasi
harus bebas dari kesalahan yang sifatnya material. Kesalahan-kesalahan material
ada ketika jumlah informasi yang tidak akurat menyebabkan pemakainya melakukan
keputusan yang buruk atau gagal melakukan keputusan yang diperlukan.
d.
Lengkap
Tidak ada
bagian informasi yang esensial bagi pengambilan keputusan atau pelaksanaan
tugas yang hilang. Informasi yang tidak lengkap bisa menimbulkan kesulitan,
karena informasi yang tidak disertakan itu akan menjadi unsur ketidakpastian
yang besar.
e.
Rangkuman
(ringkasan)
Informasi
harus diagregasi agar sesuai dengan kebutuhan pemakai. Informasi yang ringkas
dan mengikhtisarkan data relevan yang menunjukan bidang-bidang penyimpangan
terhadap tingkat normal, standar, atau yang direncanakan merupakan bentuk
informasi yang banyak diperlukan oleh para pemakai informasi.
II.
Menurut Chusing (1990:2009)
Mengemukakan lebih lanjut secara ringkas
mengenai karakteristik Sistem Informasi akuntansi yang harus memiliki
kriteria-kriteria sebagai berikut :
a) Usefulness (berguna)
Sistem harus menghasilkan suatu informasi yang
berguna, artinya informasi yang dihasilkan harus sesuai denga yang dibutuhkan dan
tepat waktu sehingga berguna bagi pengambilan keputusan.
b) Economy (ekonomi)
Seluruh komponen dari sistem harus bersifat ekonomis,
artinya sistem harus mampu memberikan manfaat yang lebih besar dibandingkan
dengan pengeluaran yang dikeluarkan untuk pengadaan sistem tersebut.
c) Reliability (andal)
Produk dari suatu sistem harus bias diandalkan dan
informasi yang dihasilkan mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi,sehingga
keputusan yang dihasilkan benar-benar keputusan yang tepat sesuai dengan apa
yang dihasikan sistem.
d) Customers Service
(pelayanan konsumen).
Sistem harus mampu memberikan pelayanan yang baik dan efisien
kepada pelanggan sehingga mampu memberikan kepuasan akan meningkatkan nilai
perusahaan dan mampu memberikan kontribusi positif terhadap kenaikan laba.
e) Capacity (kapasitas)
Kapasitas suatu sistem harus memadai untuk menghadapi
operasi pada kapasitas penuh (full capacity) seperti halnya pada saat operasi
berjalan normal.
f) Simplicity (sederhana)
Sistem harus sederhana sehingga semua struktur dan
operasinya dapat dimengerti, serta semua prosedurnya dapat diikuti dengan mudah
dan tidak akan membingungkan pemiliknya.
g) Flexibility (luwes)
Sistem harus bersifat fleksibel atau luwes dalam
menampung dan menghadapi semua perubahan yang terjadi didalam maupun diluar organisasi
sehingga menghasilkan informasi perencanaan dan pengendalian.
5. PRINSIP SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI
Konsep akuntansi akan sangat dibutuhkan untuk mempelajari
bagaimana pengolahan data keuangan dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
Prinsip akuntansi juga diperlukan untuk menunjang pemahaman mengenai konsep dan
dasar akuntansi. Akuntansi adalah suatu sistem
informasi
yang kegiatannya terdiri atas pengumpulan dan pengolahan data keuangan suatu
unit organisasi dan pengkomunikasian hasilnya kepada pihak yang berkepentingan
untuk mengambil keputusan ekonomik.
Ilmu akuntansi sebenarnya dipelajari untuk membentuk suatu laporan
keuangan yang baik dan mudah dimengerti serta akurat. Dalam konsep yang lebih
besar konsep akuntansi ini akan bermanfaat untuk perusahaan seperti manajer
untuk mengambil keputusan, pemegang saham, atau pemilik perusahaan.
Untuk memudahkan dalam pemahaman suatu konsep dasar
akuntansi yang baik maka disusunlah prinsip akuntansi yang menjadi patokan
dalam mempelajari ilmu ini. Prinsip akuntansi adalah suatu istilah yang
digunakan untuk menggambarkan akuntansi secara keseluruhan baik itu metode,
prosedur, serta ketentuan yang mengandung teori atau pun secara praktis.
Penggunaan prinsip akuntansi sangat penting agar terdapat
keseragaman dalam hal, cara, metode, prosedur tertentu untuk menghasilkan
informasi yang relevan dan mudah dipahami oleh semua orang.
Prinsip-prinsip akuntansi tersebut antara lain:
a. Prinsip Harga
Perolehan
Prinsip harga perolehan merupakan
prinsip akuntansi yang menekankan pada aspek , aktiva, modal, dan penghasilan
serta biaya dibukukan sebagai harga perolehan yang disepakati oleh pihak pihak
yang bertransaksi.
b. Prinsip Realisasi
Penghasilan
Prinsip akuntansi realisasi penghasilan merupakan prinsip
yang mempelajari pengukuran, pengertian, dan pengakuan terhadap penghasilan.
Penghasilan dalam akuntansi adalah penurunan hutang dan kenaikan pendapatan
dari penjualan atau jasa selama periode tertentu. Metode yang digunakan
berkaitan dengan pengakuan penghasilan. Pertama, pada saat penjualan barang dan
jasa. Kedua, sebelum penjualan (sudah ada kontrak/perjanjian tertentu dengan pihak
lain yang sudah ada kepastian mengenai jumlah dan harganya). Ketiga, pengakuan
penghasilan pada saat penerimaan kas (untuk transaksi yang beresiko terjadinya
piutang yang tidak tertagih).
c Prinsip Objektif
Prinsip ini bermaksud untuk memastikan laporan keuangan yang
dihasilkan harus berdasarkan pada data akuntansi yang didukung oleh bukti
transaksi yang bersifat real dan objektif.
d. Prinsip
Pengungkapan Penuh (Disclosure)
Prinsip ini bermaksud untuk memastikan laporan keuangan yang
disusun hendaknya dapat menghasilkan dan memberikan semua informasi, baik yang
bersifat kualitatif maupun kuantitatif yang dapat mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan bagi pihak pihak yang berkepentingan.
e. Prinsip
Konsistensi
Prinsip ini menghendaki laporan keuangan harus mempunyai
daya banding. Daya banding akan ditentukan oleh konsistensi penggunaan teori,
metode, dasar, pedoman, dan praktik akuntansi yang sama dengan yang diterapkan
tahun sebelumnya.
Akuntansi merupakan salah satu jurusan kuliah
favorit
di Indonesia, jadi mempelajari prinsip akuntansi akan memberi nilai tambah bagi
anda yang ingin mendalami dan kuliah di jurusan ini. Selain prinsip tersebut,
kita juga harus memahami konsep dasar akuntansi yang wajib kita jadikan sebagai
dasar dalam mempelajari akuntansi.
6. BIDANG – BIDANG AKUNTANSI
Kecenderungan untuk spesialisai yang disebabkan perkembangan
perusahaan, timbulnya sistem perpajakan baru dan bertambahnya pengaturan-pengaturan
oleh pemerintah terhadap kegiatan perusahaan, menyebabkan akuntansi memiliki
berbagai bidang kekhususan (bidang akuntansi).
Bidang –
bidang akuntansi diantaranya adalah:
a. Akuntansi
Keuangan (Financial Accounting)
Bagian dari akuntansi yang mengkhususkan dalam proses
pencatatan transaksi hingga penyajiannya dalam bentuk laporan keuangan. Bidang
ini berkaitan dengan akuntansi untuk suatu unit ekonomi secara
keseluruhan. Bidang ini berhubungan dengan pelaporan keuangan untuk
pihak-pihak di luar perusahaan. Laporan yang dihasilkan bersifat se rba
guna (general purpose). Akuntansi
Keuangan adalah bidang akuntansi yang kegiatannya meliputi
pencatatan kegiatan finansial yang bertujuan untuk dapat menyajikan laporan
keuangan yang meliputi neraca, laporan laba rugi dan laporan perubahan modal
atau laporan laba ditahan selama jangka waktu tertentu.
b. Pemeriksaan
Akuntansi (Auditing)
Pelaksanaannya disebut auditor yang bekerja secara bebas
tanpa dipengaruhi kepentingan pihak-pihak tertentu yang memeriksa pencatatan
transaksi telah sesuai dengan prinsip-prinsip atau standar akuntansi keuangan
yang berlaku. Pemeriksaan Akuntansi (auditing) adalah bidang akuntansi yang melaksanakan
kegiatan pemeriksaan terhadap hasil pencatatan dan laporan keuangan suatu
badan, baik perusahaan maupun pemerintah. Bidang ini berhubungan dengan
audit secara bebas terhadap laporan yang dihasilkan oleh akuntansi
keuangan. Walaupun tujuan utama audit adalah agar informasi akuntansi
yang disajikan dapat dipercaya namun terdapat tujuan lainnya seperti
ketaatan terhadap kebijakan, prosedur serta menilai efesiensi dan
efektifitas suatu kegiatan.
c. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
Akuntansi manajemen adalah bidang
akuntansi yang bertujuan memberikan informasi kepada manajemen dalam
menjalankan usahanya. Bidang akuntansi yang mengkhususkan pada pengembangan dan
penafsiran informasi akuntansi untuk membantu manajemen dalam menjalankan perusahaan. Banyak hal yang terdapat dalam Akuntansi
Biaya yang data-datanya dimanfaatkan oleh akuntansi manajemen. Jadi, meskipun
kedua bidang akuntansi ini berbeda tujuannya, namun dalam pelaksanaannya dapat
dilakukan secara bersamaan. Beberapa kegunaan akuntansi manajemen adalah mengendalikan kegiatan
perusahaan, memonitor arus kas, dan menilai alternatif dalam
pengambilan keputusan. Pengendalian perusahaan melalui aktivitas
yang dijalankan (activity based management) merupakan tren baru dalam
akuntansi manajemen.
d. Akuntansi Biaya
(Cost Accounting)
Akuntansi biaya adalah bidang
akuntansi yang mencatat dan menghitung serta menganalisis data biaya
pada perusahaan industri dalam usaha menentukan besalnya harga pokok produksi
suatu barang atau produk. Untuk itu dengan akuntansi biaya akan didapatkan
laporan harga untuk menyusun laporan keuangan. Bidang ini menekankan pada
penetapan dan kontrol atas biaya. Akuntansi biaya telah mengarahkan
pada penetapan biaya berdasarkan aktivitas (activity based
costing). Fungsi utama akuntansi biaya adalah mengumpulkan dan
menganalisis data mengenai biaya, baik biaya yang telah maupun yang
akan terjadi.
e. Akuntansi Perpajakan
Perpajakan adalah bidang akuntansi yang menekankan pada masalah pajak yang harus dibayar oleh
perusahaan atau perseorangan kepada pemerintah. Dalam perpajakan akan dibahas
tentang hukum-hukum dan perhitungan-perhtiungannya dalam usaha menetapkan
besamya pajak tersebut.
f. Akuntansi Penganggaran (Budgeting)
Penganggaran adalah bidang
akuntansi yang melakukan kegiatannya dengan menyusun anggaran, baik
pendapatan maupun biaya atas dasar. pedoman-pedoman tertentu maupun standar
dari suatu badan. Anggaran merupakan pedoman bagi perusahaan, perorangan atau
pemerintah dalam melakukan kegiatan finansialnya di masa yang akan datang. Bidang
ini berhubungan dengan penyusunan rencana keuangan mengenai kegiatan
perusahaan untuk jangka waktu tertentu di masa datang serta analisis dan
pengawasannya. Anggaran adalah sarana untuk menjabarkan tujuan
perusahaan. Anggaran berisi rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
serta nilai uangnya di masa datang.
g. Akuntansi Pemerintahan (Govermental Accounting)
Akuntansi pemerintahan adalah bidang akuntansi keuangan yang diterapkan di lembaga pemerintahan.
Akuntansi Pemerintahan ini bertujuan untuk menyajikan laporan keuangan,
pengendalian dan pengawasan keuangan pemerintah/negara. Akuntansi pemerintahan
diharapkan dapat mengatur administrasi keuangan negara dengan baik. Bidang ini mengkhususkan diri
dalam pencatatan dan pelaporan transaksi-transaksi di
badan pemerintahan. Akuntansi pemerintahan menyediakan
laporan akuntansi tentang aspek kepengurusan dari
administrasi keuangan negara.
h. Sistem Akuntansi (Accounting System)
Sistem akuntansi adalah bidang akuntansi yang melaksanakan kegiatan dengan merancang cara
melakukan pencatatan akuntansi supaya aman, efektif dan efisien, mulai dari
mengorganisir dokumen, formulir-formulir dan menyusun prosedur pencatatannya.
7. PROFESI AKUNTAN
Yang dimaksud
dengan profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan
keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan
intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan
yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik. Dalam arti sempit,
profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai
akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan
konsultan manajemen.
Profesi Akuntan
biasanya dianggap sebagai salah satu bidang profesi seperti organisasi lainnya,
misalnya Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Supaya dikatakan profesi ia harus
memiliki beberapa syarat sehingga masyarakat sebagai objek dan sebagai pihak
yang memerlukan profesi, mempercayai hasil kerjanya.
Adapun ciri
profesi menurut Harahap (1991) adalah sebagai berikut:
1. Memiliki
bidang ilmu yang ditekuninya yaitu yang merupakan pedoman dalam melaksanakan
keprofesiannya.
2. Memiliki
kode etik sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku anggotanya dalam profesi
itu.
3. Berhimpun
dalam suatu organisasi resmi yang diakui oleh masyarakat/pemerintah.
4. Keahliannya
dibutuhkan oleh masyarakat.
5. Bekerja
bukan dengan motif komersil tetapi didasarkan kepada fungsinya sebagai
kepercayaan masyarakat.
Akuntan adalah
sebutan bagi mereka yang telah memenuhi syarat yaitu telah lulus sarjana
akuntansi dan telah menempuh program profesi akuntan. Sebelum tahun 2001 semua
lulusan akuntansi dari semua fakultas ekonomi universitas negeri sudah secara
otomatis mendapatkan gelar akuntan, dan untuk lulusan universitas swasta harus
mengikuti Ujian Nasional Akuntani (UNA), tetapi mulai tahun 2001 yaitu dengan
dikeluarkannya SK Menteri pendidikan Nasional Nomor 179/U/2001, gelar akuntan
hanya bisa diperoleh setelah menempuh Pendidikan Profesi Akuntani (PPAk).
Secara garis besar bidang profesi akuntansi dibagi menjadi empat, yaitu:
Secara garis besar bidang profesi akuntansi dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Akuntan
Publik
Akuntan publik
adalah sebutan bagi akuntan yang bekerja secara independen yang memberikan
jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu. Akuntan publik ini adalah mereka
yang mendirikan atau bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang biasa disebut
sebagai auditor eksternal. Jasa-jasa yang diberikan oleh mereka biasanya
meliputi jasa pemeriksaan (audit), jasa perpajakan, jasa konsultasi manajemen,
dan jasa akuntansi.
2. Akuntan
Swasta
Akuntan swasta
adalah sebutan bagi para akuntan yang bekerja pada instansi swasta. Biasanya
mereka bekerja sebagai pegawai di perusahaan-perusahaan dengan tugas sebagai
akuntan di bagian akuntansi dan sebagainya. Jadi tugas dari mereka adalah
menyajikan laporan keuangan perusahaan setiap perioda. Selain itu pada
perusahaan swasta juga terdapat auditor yaitu auditor internal yang bertugas
memeriksa laporan keuangan perusahaan sebelum diperiksa oleh auditor eksternal.
3. Akuntan
Pemerintah
Akuntan pemerintah
adalah sebutan bagi mereka yang bekerja sebagai akuntan pada instansi
pemerintah. Jadi tugas mereka adalah meyusun laporan keuangan pada instansi pemerintah
baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
4. Akuntan
Pendidik
Akuntan pendidik
adalah sebutan bagi mereka yang terjun pada bidang akuntansi tetapi sebagai
pengajar di tempat-tempat pendidikan baik sekolah maupun universitas. Selain
bidang profesi akuntansi, akuntansi juga mempunyai bidang-bidang akuntansi.
Beberapa bidang
akuntansi ada bidang-bidang yang umum, yaitu:
1. Akuntansi Keuangan/Umum
Bidang
akuntansi keuangan/umum merupakan bidang akuntansi yang melaksanakan
fungsi-fungsi akuntansi secara menyeluruh yaitu pencatatan transaksi-transaski
sampai dengan penyusunan laporan keuangan.
2. Akuntansi
Biaya
Bidang
akuntansi biaya merupakan bidang akuntansi yang bertugas mengenai perhitungan
biaya produk barang/jasa suatu perusahaan. Jadi mereka mencari perhitungan
biaya yang dibebandkan kepada prosuk yang dibuat perusahaan dan melaporkannya
kepada manajer.
3. Akuntansi
Manajemen
Bidang
akuntansi ini merupakan bidang akuntansi yang bertugas untuk membantu manajemen
dalam merencanakan operasional perusahaan menggunakan data yang dimiliki oleh
akuntansi biaya.
4. Akuntansi
Pemerintah
Bidang
akuntansi ini merupakan bidanhg akuntansi yang digunakan pada instansi-instansi
pemerintah terutama untuk pencatatan dan pelaporan penerimaan dan pengeluaran
dana.
5. Akuntansi
Pemeriksaan
Bidang
akuntansi ini merupakan akuntani yang berfungsi melakukan pemeriksaan laporan
keuangan perusahaan. Pemeriksaan yang dilakukan menggunakan prinsip-prinsip
akuntansi berterima umum.
6. Akuntansi
Lembaga Nirlaba
Bidang
akuntansi ini merupakan bidang akuntansi yang mengelola instansi pemerintah dan
instansi nirlaba lain seperti lembaga keagamaan, yayasan, dan lain sebagainya.
8. ETIKA PROFESI AKUNTAN
Etika Profesi Akuntansi
adalah suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan baik dan buruk manusia
sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan yang
membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai
Akuntan.
Dalam etika profesi, sebuah profesi memiliki
komitmen moral yang tinggi yang biasanya dituangkan dalam bentuk aturan khusus
yang menjadi pegangan bagi setiap orang yang mengembangkan profesi yang
bersangkutan. Aturan ini merupakan aturan main dalam menjalankan atau mengemban
profesi tersebut yang biasanya disebut sebagai kode etik yang harus dipenuhi
dan ditaati oleh setiap profesi. Menurut Chua dkk (1(994) menyatakan bahwa
etika profesional juga berkaitan dengan perilaku moral yang lebih terbatas pada
kekhasan pola etika yang diharapkan untuk profesi tertentu.
Kode etik akuntan merupakan norma dan
perilaku yang mengatur hubungan antara auditor dengan para klien, antara
auditor dengan sejawatnya dan antara profesi dengan masyarakat. Kode etik
akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota,
baik yang berpraktek sebagai auditor, bekerja di lingkungan usaha, pada
instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan. Etika profesional
bagi praktek auditor di Indonesia dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia
(Sihwajoni dan Gudono, 2000).
Prinsip perilaku profesional seorang akuntan, yang tidak secara khusus dirumuskan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tetapi dapat dianggap menjiwai kode perilaku IAI, berkaitan dengan karakteristik tertentu yang harus dipenuhi oleh seorang akuntan.
Prinsip perilaku profesional seorang akuntan, yang tidak secara khusus dirumuskan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tetapi dapat dianggap menjiwai kode perilaku IAI, berkaitan dengan karakteristik tertentu yang harus dipenuhi oleh seorang akuntan.
Tiga prinsip dasar perilaku yang etis bagi akuntan, yaitu :
a. Menghindari pelanggaran etika yang terlihat remeh b. Memusatkan perhatian pada reputasi jangka panjang c. Bersiap menghadapi konsekuensi yang kurang baik bila berpegang pada perilaku etis
Etika profesi akuntan meliputi :
a. Memiliki pertimbangan moral dan professional dalam tugasnya. b. Memberikan pelayanan dan menghormati kepercayaan publik. c. Memiliki integritas tinggi dalam memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik. d. Menjunjung sikap objektif dan bebas dari kepentingan pihak tertentu. |
Yang tercantum dalam kode etik akuntan
Indonesia adalah sebagai berikut:
a.
Tanggung
Jawab profesi
Dalam melaksanakan
tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang
dilakukannya. Anggota juga harus selalu
bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan
profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung
jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota
diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.
b.
Kepentingan
Publik
Setiap anggota
berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik,
menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme.
Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik.
Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari
profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi
kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya
bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara
berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Ketergantungan ini menimbulkan
tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Kepentingan publik
didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani
anggota secara keseluruhan.
c.
Integritas
Untuk memelihara
dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung
jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
d.
Objektivitas
Setiap anggota
harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam
pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang
memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas
mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual,
tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau
dibawah pengaruh pihak lain. Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang
berbeda dan harus menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai situasi.
Anggota dalam praktek publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta
konsultasi manajemen.
e.
Kompetensi
dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota
harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan,
serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan
profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau
pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling
mutakhir. Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya,
demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi
kepada publik. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota
seharusnya tidak menggambarkan dirinya memiliki keahlian atau pengalaman yang
tidak mereka miliki. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan
pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang
anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan kecerdikan.
f.
Kerahasiaan
Setiap anggota
harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa
profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa
persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya. Kepentingan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi
yang berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat panduan
mengenai sifat sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta mengenai berbagai
keadaan di mana informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional
dapat atau perlu diungkapkan.
g.
Perilaku
Profesional
Setiap anggota
harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi
tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah
laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai
perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang
lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
h.
Standar
Teknis
Setiap anggota
harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar
profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati,
anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa
selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Standar
teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of
Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.
9.
RUU
dan Kode Etik Profesi Akuntan Publik
Untuk mengawasi akuntan publik, khususnya
kode etik, Departemen Keuangan (DepKeu) mempunyai aturan sendiri yaitu Peraturan
Menteri Keuangan (PMK) No.17 Tahun 2008 yang mewajibkan akuntan dalam
melaksanakan tugas dari kliennya berdasarkan SPAP (Standar Profesi Akuntan
Publik) dan kode etik. SPAP dan kode etik diterapkan oleh asosiasi profesi
berdasarkan standar Internasional. Misalkan dalam auditing, SPAP berstandar
kepada International Auditing Standart.
Laporan keuangan mempunyai fungsi yang
sangat vital, sehingga harus disajikan dengan penuh tanggung jawab. Untuk itu,
Departemen Keuangan menyusun rancangan Undang-undang tentang Akuntan Publik dan
RUU Laporan Keuangan. RUU tentang Akuntan Publik didasari pertimbangan untuk
profesionalisme dan integritas profesi akuntan publik. RUU Akuntan Publik
terdiri atas 16 Bab dan 60 Pasal , dengan pokok-pokok mencakup lingkungan jasa
akuntan publik, perijinan akuntan publik, sanksi administratif, dan ketentuan
pidana.
Sedangkan kode etik yang disusun oleh SPAP adalah kode etik International Federations of Accountants (IFAC) yang diterjemahkan, jadi kode etik ini bukan merupakan hal yang baru kemudian disesuaikan dengan IFAC, tetapi mengadopsi dari sumber IFAC. Jadi tidak ada perbedaaan yang signifikan antara kode etik SAP dan IFAC.
Sedangkan kode etik yang disusun oleh SPAP adalah kode etik International Federations of Accountants (IFAC) yang diterjemahkan, jadi kode etik ini bukan merupakan hal yang baru kemudian disesuaikan dengan IFAC, tetapi mengadopsi dari sumber IFAC. Jadi tidak ada perbedaaan yang signifikan antara kode etik SAP dan IFAC.
10.
Aplikasi
Kode Etik
Meski sampai saat
ini belum ada akuntan yang diberikan sangsi berupa pemberhentian praktek audit
oleh dewan kehormatan akibat melanggar kode etik dan standar profesi akuntan,
tidak berarti seorang akuntan dapat bekerja sekehendaknya. Setiap orang yang
memegang gelar akuntan, wajib menaati kode etik dan standar akuntan, utamanya
para akuntan publik yang sering bersentuhan dengan masyarakat dan kebijakan
pemerintah. Etika yang dijalankan dengan benar menjadikan sebuah profesi
menjadi terarah dan jauh dari skandal.
Menurut Kataka
Puradireja (2008), kekuatan dalam kode etik profesi itu terletak pada para
pelakunya, yaitu di dalam hati nuraninya. Jika para akuntan itu mempunyai
integritas tinggi, dengan sendirinya dia akan menjalankan prinsip kode etik dan
standar akuntan. Dalam kode etik dan standar akuntan dalam memenuhi standar
profesionalnya yang meliputi prinsip profesi akuntan, aturan profesi akuntan
dan interprestasi aturan etika akuntan. Dan kode etik dirumuskan oleh badan
yang khusus dibentuk untuk tujuan tersebut oleh Dewan Pengurus Nasional(DPN).
Hal yang membedakan suatu profesi akuntansi adalah penerimaan tanggungjawab dalam bertindak untuk kepentingan publik. Oleh karena itu tanggungjawab akuntan profesional bukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan klien atau pemberi kerja, tetapi bertindak untuk kepentingan publik yang harus menaati dan menerapkan aturan etika dari kode etik.
Hal yang membedakan suatu profesi akuntansi adalah penerimaan tanggungjawab dalam bertindak untuk kepentingan publik. Oleh karena itu tanggungjawab akuntan profesional bukan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan klien atau pemberi kerja, tetapi bertindak untuk kepentingan publik yang harus menaati dan menerapkan aturan etika dari kode etik.
RANGKUMAN
1. Prinsip-prinsip
akuntansi adalah:
a. Prinsip
Harga Perolehan
b. Prinsip
Realisasi Penghasilan
c. Prinsip
Objektif
d. Prinsip
Pengungkapan Penuh (Disclosure)
e. Prinsip
Konsistensi
2.
Bidang –
Bidang Akuntansi yaitu:
a.
Akuntansi Keuangan (Financial
Accounting)
b.
Pemeriksaan Akuntansi (Auditing)
c.
Akuntansi Manajemen (Management
Accounting)
d.
Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
e.
Akuntansi Perpajakan
f.
Peranggaran (Budgeting)
g.
Akuntansi Pemerintahan (Governmental
Accounting)
h.
Sistem Akuntansi (Accounting
System)
3.
Profesi Akuntan
Yang dimaksud
dengan profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan
keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan
intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan
yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik. Dalam arti sempit,
profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai
akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan
konsultan manajemen.
4.
Prinsip etika yang tercantum
dalam kode etik akuntan Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Tanggung
Jawab profesi
b. Kepentingan
Publik
c. Integritas
d. Objektivitas
e. Kompetensi
dan Kehati-hatian Profesional
f. Kerahasiaan
g. Perilaku
Profesional
ESSAY
1. Apa
yang dimaksud dengan akuntansi dan fungsinya?
2. Sebutkan
manfaat
informasi akuntansi bagi investor, karyawan dan pemberi pinjaman!
3. Sebutkankarakteristik
kualitas informasi akuntansi!
4. Sebutkan
pengertian profesi akuntansi
5. Sebutkan
pembagian bidang akuntansi
KUNCI
JAWABAN
1. Akuntansi adalah pengukuran,
penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu
manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat
alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga
pemerintah. Akuntansi bertujuan untuk mempersiapkan Laporan Keuangan yang
akurat agar dapat dimanfaatkan oleh manajemen perusahaan, pengambil kebijakan,
dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau
pemilik.
Fungsi
utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari
laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta
perubahan yang terjadi di dalamnya. Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan
satuan ukuran uang. Informasi mengenai keuangan sangat dibutuhkan khususnya
oleh pihak manajer / manajemen untuk membantu membuat keputusan suatu
organisasi.
2. Manfaat informasi akuntansi bagi
investor, karyawan dan pemberi pinjaman!
a. Investor
Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan
apakah membeli, manahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga
tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen.
b. Karyawan
Karyawan memerlukan informasi mengenai stabilitas dan
profitabilitas perusahaan disamping kemampuan perusahaan untuk memberikan balas
jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.
c. Pemberi pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan untuk
memutuskan apakah pinjaman dan bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
3. Karakteristik
kualitas informasi akuntansi yaitu:
a. Relevan
Informasi yang relevan merupakan
informasi yang perlu diketahui untuk memberikan pemahaman yang baru. Laporan
yang hanya bersifat sementara, dan selanjutnya tidak relevan harus dihentikan
pembuatannya.
b. Tepat Waktu
Umur informasi merupakan faktor yang
kritikal dalam menentukan kegunaannya. Informasi harus tidak lebih tua dari
periode waktu tindakan yang didukungnya.
c.
Akurat
Informasi harus bebas dari kesalahan
yang sifatnya material. Kesalahan-kesalahan material ada ketika jumlah
informasi yang tidak akurat menyebabkan pemakainya melakukan keputusan yang
buruk atau gagal melakukan keputusan yang diperlukan.
d.
Lengkap
Tidak ada bagian informasi yang
esensial bagi pengambilan keputusan atau pelaksanaan tugas yang hilang.
Informasi yang tidak lengkap bisa menimbulkan kesulitan, karena informasi yang
tidak disertakan itu akan menjadi unsur ketidakpastian yang besar.
e.
Rangkuman
(ringkasan)
Informasi harus diagregasi agar
sesuai dengan kebutuhan pemakai. Informasi yang ringkas dan mengikhtisarkan
data relevan yang menunjukan bidang-bidang penyimpangan terhadap tingkat
normal, standar, atau yang direncanakan merupakan bentuk informasi yang banyak
diperlukan oleh para pemakai informasi.
4. Yang dimaksud dengan profesi akuntan adalah semua
bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk
bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan
industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan
sebagai pendidik. Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan
yang dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik yang lazimnya terdiri dari
pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan konsultan manajemen.
5. Bidang
– Bidang Akuntansi yaitu:
a.
Akuntansi Keuangan (Financial
Accounting)
b.
Pemeriksaan Akuntansi (Auditing)
c.
Akuntansi Manajemen (Management
Accounting)
d.
Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
e.
Akuntansi Perpajakan
f.
Peranggaran (Budgeting)
g.
Akuntansi Pemerintahan
(Governmental Accounting)
h.
Sistem Akuntansi (Accounting
System)
DAFTAR
PUSTAKA
Widodo,
Ahmad. Sumarno. 2005. Buku Paket
Akuntansi SMA/MA Kelas XI. Jakarta: PT. Piranti Darma Kalokatama.
Iswanto.
2006. Buku Paket Ekonomi Jilid 2 Untuk
SMA dan MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional dari
Penerbit CV. Gema Ilmu.
Izzah.
2012. Latihan soal dan pembahasan ayat jurnal.
http://azizah79.blogspot.com/2012/03/latihan-soal-dan-pembahasan-ayat-jurnal.html. diakses tanggal 16 April 2013
Mahfudz,
Agus. 2009. Ekonomi Untuk SMA/MA Kelas XI
. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Mulyanti,
Sri. 2009. Ekonomi dan Kehidupan SMA/MA
Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Sukardi.
2009. Ekonomi dan Kehidupan SMA/MA Kelas
XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Langganan:
Postingan (Atom)